....menjadi anak dari keluarga sederhana, sedikit tipis batasnya dengan miskin memang unik, dan aku menjalaninya dengan banyak kreatifitas. Punya kegemaran melukis sejak kecil, tapi cat yang aku kenal sampai lulus kuliah cuman cat air, maklum kagak punya anggaran buat beli cat minyak atau akrilik, apalahi semua itu masih impor saat itu. Sejak SMP, cuman punya anggaran beli cat air, itu juga bukan merek mahal, bahkan "Guitar Water Colour" yang buatan Jepang paling murah aja gak kebeli. Aku cuman beli barang palsu buatan China, yang gambarnya jelas dimirip-miripin dengan "Guitar Water Colour" yakni "Love Guitar Water Colour". Dulu yang asli harganya Rp. 1200 dan yang palsu Rp. 600, tentu dari uang jajan he..he..
Suatu siang, tengah khusyu-nya menyelesaikan lukisan seorang perempuan...he..he,,,dari dulu emang senang melukis wajah perempuan, aku kehabisan warna putih. Warna putih emang tidak pernah awet, cepat habis karena digunakan untuk mencampur berbagai warna. Tentu saja panik kehabisan warna putih, lukisan wajah tuh cewek bisa rusak. Aku periksa seluruh sudut rumah, kali ada sisa-sisa warna putih. Celakanya, di rumah hanya aku yang senang corat-coret, kakakku tidak. Cukup lama, tentu tidak terlalu lama karena rumah kami hanyalah barak prajurit yang tak mungkin berukuran luas, aku mencari dan tidak menemukan apa-apa.
Sudah hampir frustasi, akupun membawa piring cat ke kamar mandi untuk dicuci. Tiba-tiba mataku tertuju pada suatu benda yang berwarna putih, PASTA GIGI. Maklum waktu aku SMP belum ada pasta gigi warna hijau, biru, belang seperti sekarang. Aku pencet pasta gigi itu, lalu keluar pasta putih. Tanpa pikir panjang lagi akupun menggunakan pasta gigi untuk pencampur warna.
Memang perlu takaran lebih banyak untuk menghasilkan warna yang diinginkan, dibandingkan dengan cat air putih. Selain itu, pasta gigi memberikan kelembaban lebih besar pada kertas sehingga lebih lembab. Namun aku berhasil dan lukisan tersebut jadi juga. Selanjutnya adalah menjemur lukisan tersebut agar cepat kering. Jadilah seorang gadis cantik dengan bedak di pipinya dari pasta gigi.....
Ada pekan olah raga dan seni waktu aku SMA, kayaknya saat kelas 1, dan aku ikut lomba melukis. Lomba melukis sih sudah aku ikuti sejak Sekolah Dasar, dan pernah ikut juga pameran setidaknya tingkat sekolah dasar di kotaku. Sedang asyik-asyiknya menyelesaikan lukisan, sekali lagi aku kehabisan cat, kali ini warna hitam. Salah sendiri karena aku mengambil tema lukisan senja temaram, tentu dengan cat air palsu tadi. Agak panik kan dalam perlombaan yang diikutin puluhan orang gitu kehabisan cat.
Di sampingku, sedang asyik seorang peserta lain, rekanku yang melukis dengan tenang menggunakan cat air asli. Ia melukis pemandangan sebuah tebing, didominasi warna krem. Aku ragu untuk meminta bukan meminjam cat tentu saja. Walaupun aku kenal temanku itu sejak SMP, tapi melukis panorama malam pasti akan menghabiskan warna cat hitam yang mahal itu kan ? Ah karena panik, aku nekad juga, pinjam eh minta. Untung temanku itu dengan tenang dan baik hati mempersilakan aku menggunakan warna hitamnya, maka selesailah lukisanku.
Seminggu kemudian, diumumkan pemenang lomba melukis di sekolahku. He,,He,,ternyata temanku yang baik hati itu Juara I dan aku cuman Juara II. Tapi aku puas karena memang kebaikan hati sangat mulia dibandingkan apapun. Sampai saat ini, temanku itu tetap menjadi sahabat yang sangat baik....
Ini hanya sedikit cerita kreatifitas anak miskin karena keras hati. Masih ada cerita unik tentang melukis yang akan kuceritakan....tapi nanti....