Minggu, 22 Agustus 2010

Menjadi Indonesia

Pada beberapa kesempatan dengan beberapa rekan dari negara tetangga di dalam berbagai event, rasa nasionalisme terusik jua.  Tetangga kita, Malaysia dan Singapura bangga banget menjadi koloni Inggris sehingga kerap kali lebih suka menggunakan bahasa Inggris untuk pengantar obrolan mereka, walaupun dengan logat melayu oriental yang sangat kental.  Teman Filipina, bangga menjadi pangkalan angkatan bersenjata AS, sehingga juga mengutamakan berbicara bahasa Inggris dengan lafal Spanyol, misalnya menyebut komunikasyon (Communication).  Begitu pula India, bahkan merasa sebagai keturunan langsung Inggris. Mereka bilang, orang terpelajar dan kelas menengah di negaranya, pasti menggunakan bahasa Inggris sehari-hari.

Sekali waktu dalam suatu pertemuan di London, mereka semua bertanya dan menatap kepadaku, "Bagaimana kedudukan Bahasa Inggris di negara anda ?".  Mungkin mereka semua berharap jawabanku "Bahasa Inggris tentu terhormat", maklum kota tempat tinggalku saja, Bogor, dibangun oleh Raffles.....  Nah apa jadinya kalau aku membanggakan bahasa yang digunakan 250 juta jiwa ini ?

Dengan tenang aku menjawab begini, "Di Tanah Airku, bahasa Inggris menduduki peringkat keEMPAT atau keLIMA......"  Sebagian besar rekan-rekanku dari negara-negara asing tersebut agak terbelalak, keheranan dan penasaran, "Kenapa begitu ? Apakah Bahasa Inggris tidak populer ? bukankah bahasa pergaulan internasional ?", rekan dari Filipina bertanya penasaran.

Aku hanya tersenyum dan menjawab santai, "Bahasa Inggris diajarkan di Indonesia sejak kami sekolah dasar hingga perguruan tinggi".  "Namun perlu anda sekalian ketahui bahwa bahasa UTAMA negara kami adalah BAHASA INDONESIA, semua kami berbahasa Indonesia", lanjutku.

"Perlu disadari bahwa negara kami terbentang dalam kepulauan yang berjumlah 16,000 pada panjang seperdelapan dunia, maka kami terdiri dari puluhan ribu suku bangsa...", aku menjelaskan.  "Maka bahasa kedua yang pasti dikenal di Indonesia adalah BAHASA IBU atau bahasa etnik suku bangsa kami....", jelasku bangga dengan BHINNEKA TUNGGAL IKA.

"Nah, perlu juga anda ketahui bahwa sebagian besar kami, sekitar 85% adalah Muslim", aku melanjutkan. "Tahukah anda, sebagai Muslim, kami harus beribadah sedikitnya 5 kali dalam sehari, dan itu menggunakan BAHASA ARAB, jadi kosa kata arab jauh lebih dikenal dari pada Bahasa Inggris", aku menjelaskan dengan wajah serius...he..he..sebenarnya aku hanya berniat mengalahkan Bahasa Inggris....

"Berarti Bahasa Inggris hanya peringkat empat yah ?", tanya rekan Indiaku tidak sabar.  Aku mengangkat bahu, "Belum tentu juga..."sahutku seenaknya.  Rekan-rekanklu semakin bingung.  Bahasa Inggris yang mereka agung-agungkan menjadi kecil di mataku.  "Setahuku, sebagian besar orang-orang tua kami yang masih hidup bahkan lebih mengerti Bahasa BELANDA daripada Bahasa Inggris, maklum kami hampir 3.5 abad menjadi koloni Belanda...." jawabku merasa menang.  "Bahkan, karena banyaknya etnik Cina, bahasa Cina mungkin jauh lebih populer di negara kami daripada Bahasa Inggris...", aku menambahkan.

Nah teman-teman, jangan pernah rendah diri dengan Bahasa Inggris yang kalian kuasai.  China, Jepang, bahkan Korea telah membuktikan bahwa mereka dapat menguasai dunia dengan bahasa mereka.  Satu bahasa kita INDONESIA, banggalah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar